pict source : nature.com |
Anaplasmosis adalah
suatu penyakit pada sapi yang disebabkan oleh berbagai macam species parasit
darah Anaplasma. Anaplasma Marginale adalah
yang paling patogen pada sapi. (Smith B.P) domba dan kambing hanya sedikit
terganggu. Anaplasmoiss juga disebut dengan "kantung kuning" atau
"penyakit kuning" karena pada hewan yang terserang akan menunjukkkan
gejala seperti sdang menderita penyakit kuning (jaundice).
Anaplasmosis dapat dijumpai di seluruh dunia dan setidaknya 40 negara bagian di
Amerika Serikat telah melaporkan keberadaannya. (Smith B.P) Penyakit ini
merupakan penyakit yang sudah umum terjadi bi Amerika bagian selatan. Kejadian
tertinggi di negarar bagian Virginia sepertinya berpusat pada daerah Piedmont,
Virginia Tengah. Di Virginia, penyakit ini menjadi penting karena menyebabkan
outbreaks pada kawanan sapi, yang berakhir dengan kematina pada sapi dewasa.
Kerugian ekonomi lainnya yaitu abortus, penurunan berat badan, pejantan mandul dan ongkos perawatan. (Stokka dan Faulkner)
Kerugian ekonomi lainnya yaitu abortus, penurunan berat badan, pejantan mandul dan ongkos perawatan. (Stokka dan Faulkner)
Transmisi
(penyebaran)
Anaplasma
Marginale bisa menyebar melalui 2 jalann. Pertama, apabila secara mekanik
sapi peka terkena sel darah merah dari sapi penderita. Hal ini bisa terjadi
melalui, jarum suntik, pemotong tanduk, alat pemasang ear tags, pisau kastrasi atau alat bedah lain, dan instrumen
tato. Penyebaran mekanik juga bisa terjadi melalui mulut sapi yang terluka
karena gigitan serangga, seperti lalat penggigit. Lalat muka, lalat rumah dan
sreangga bukan penggigit lainnya tidak menyebarkan penyakit ini. Lalat tanduk,
meskipun mereka menggigit, karakteristiknya tidak hinggap dari satu hewan ke
hewan lainnya, jadi mereka tidak ikut menyebarkan penyakit ini. Penyebaran
mekanis dari sel darah merah yang telah terinfeksi harus berlangsung selama
beberapa menit setelah sel darah tersebut meninggalkan hospes terinfeksi,
karena parasit darah tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa menit di
luar hospes mereka.
Kedua, anaplasma
bisa disebarkan melalui vektor biologis. Parasit ini menerima nutrisi, dan
bahkan mungkin bermultiplikasi pada vektor biologi. Vektor biologi untuk
Anaplasmosis adalah Dermacentor, atau kutu kayu. Sekali saja berada di dalam
kutu, parasit ini dapat bertahan tetap hidup dalam siklus kehidupan dari kutu
tersebut dan bisa di sebarkan beberapa bulan kemudian.
Sekali saja sapi
rentan terkena infeksi anaplasma, kemudian organisme ini bermultiplikasi pada laju darah
dan menempel pada sel darah merah. Sistem immunitas hewan kemudian akan
menghancurkan sel darah merah yang telah terinfeksi. Ketika jumlah sel darah
merah yang dihancurkan melebihi kapasitas produksi sel darah merah dalam tubuh
hospes tersebut, maka hewan akan tampak anemis. Membutuhkan waktu sekitar 3 - 6
minggu untuk timbulnya gejala klinis pada hewan penderita.(Smith BP, SR6011)
Outbreaks
Walaupun seringnya
outbreak anaplasmosis terjadi pada musim semi dan musim panas, tapi outbreak
bisa saja terjadi pada setiap saat. Banyaknya jalur penyebaran dan banyaknnya
hewan yang berpotensi untuk menjadi carrier membuat sumber outbreak menjadi
sulit untuk di ketahui. Jika outbreak terjadi pada musim panas atau semi, maka
sumber infeksi bisa di duga berasal dari vektor serangga. Jikalau outbreak
terjadi setelah 3 - 6 minggu sapi dirawat, maka di duga sapi tersebut tertular
dari sapi yang telah terjangkiti selama proses perawatan. Jika out5breka
terjadi pada waktu yang lainnya, kedatangan sapi baru at5au meningkatnya faktor
stress harus di pertimbangkan sebagai
salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi. Ketika banyak terjadi outbreak,
maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat hewan carrier pada kawanan sapi mu,
atau milik tetangga, karena hewan carrier adalah sumber infeksi yang
efisien. (eriks et al ). Hewan carrier membawa
anaplasma dalam tubuh mereka, tapi tidak menunjukkan gejala klinis dan mampu
menginfeksi hewan lainnya. Kemudian, hewan yang tampak sakit secara klinis
menjadi sumber penyebaran penyakit ini
Gejala Klinis
Anaplasmosis adalah
kejadian yang tidak biasa karena gejala klinis yang paling parah terjadi pada
ternak yang sudah dewasa. Anak sapi dengan umur kurang dari satu tahun yang
terinfeksi A.Marginale biasanya tidak menunjukkan gejala klinis, tapi kemudian
akan menjadi carrier penyakit. Hewan carrier memiliki immunitas, sehingga jika
dalam perjalanan hidupnya kemudian dia terinfeksi A.Marginale, biasanya hewan
hewan tersebut tidak mudah sakit. Sapi dengan umur 1 - 3 tahun akan menunjukkan
gejala klinis yang terus memburuk. Hewan yang sembuh, kemudian juga akan
menjadi carrier. Ternak dengan umur 3 tahun atau lebih tua jikalau terinfeksi
oleh A. Marginale akan menunjukkan gejala klinis yang parah, dan 30 - 50 %
hewan tersebut akan mati jika tidak dirawat dengan segera.
Dengan pengamatan
yang seksama, kematian sapi biasanya merupakan peringatan terhadap kejadian
outbreak anaplasmosis. Jikalau dilakukan obeservasi dengan seksama, kelemahan
adalah gejala pertama yang muncul barkaitan dengan anaplasmosis. Ternak yang
terinfeksi akan menyendiri dari kawanannya dan tidak ada nafsu untuk makan
ataupun minum. Sapi yang memiliki karakteristik kulit yang tipis akan kelihatan
pucat pada daerah sekitar mata dan sekitar hidung, dan kemudian warna tersebut
akan berubah menjadi kekuningan ("jaundice"). Warna kuning ini
("jaundice" = penyakit kuning)
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah dan isi sel darah merah yang di
hancurkan tersebut barcampur dengan aliran darah. Penurunan berat badan terjadi
dalam waktu yang sangat cepat. Sapi akan menjadi liar (aggressive) pada saat
kekurangan oksigen karena anemia yang terjadi. Kesulitan dalam mendapatkan
oksigen pada induk yang sedang bunting akan mengakibatkan abortus pada janin
yang sedang dikandungnya. Konstipasi, demam tinggi, dan kesulitan bernafas
sangat jelas bisa di amati. Periode paling kritis terjadi pada hari ke 4 sampai
dengan hari ke 9 dari pertama kali gejala klinis muncul. (Richey dan Palmer :
Richey, 1992) sapi yang bisa bertahan dalam periode kritis tersebut, biasanya
memiliki peluang hidup yang lebih baik.
Perawatan.
Perawatan terhadap
penyakit anaplasmosis paling efektif jika dilakukan pada saat awal kejadian
penyakit. Dosis Tunggal "long Acting" Oxytetracycline (misal LA-200)
diinjeksikan secara subkutan dengan ukuran 9 mg per pon berat badan. Transfusi
darah kadang diperlukan. Hewan yang sakit pada stasium yang lebih lanjut
biasanya tampak sangat anemik, sehingga handling selama pengobatan hewan
tersebut malah akan membuat stress hewan tersebut dan membunuhnya. Juga
terdapat bukti bahwa pengobatan dengan antibiotik pada stadium lanjut ini
tidaklah efektif . (Richey, 1999) Sehingga, tidak di rekomendasikan pengobatab
menggunakan antibiotik pada ternak penderita yang sudah sangat lemah dan tidak
berdaya. Hubungi dokter hewan segera
jika ada dugaan keberadaan anaplasmosis. Dengan begitu maka diagnosa pasti
tentang anaplasmosis dapat segera diketahui dan metodde treatment (perawatan)
terbaik dapat segera dimulai.
Semua hewan yang
terpapar terhadap penyakit ini harus di berikan akses sebebas bebasny terhadap
pakan dan air, dan harus ditempatkan pada kandang yang bebas dari gangguan
(faktor stress). Dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk hewan penderita supaya
dapat sembuh. Dan keduanya, baik hewan yang di obat maupun yang tidak, setelah
sembuh akan menjadi carrier. Hewan carrier dapat di bebaskan dari anaplasma
dengan pemberian "long actingZ" Oxytetracycline secara injeksi denan
dmi barengi dengan pemberian Chlortertracycline yang di campur dengan pakan.
(lihat tabel 10)
Program Umum
Pengendalian
Program pengendalian
terhadap anaplasmosis akan berbeda beda tergantung pada level prevalensi
penyakit ini pada setiap area. Prevalensi penyakit ini dapat dikategorikan
sebagai berikut :
- Daerah yang terinfeksi berat
- Daerah yang terinfeksi sedang
- Daerah tidak terinfeksi
Daerah terinfeksi
berat.
Pada beberapa area
di suatu negara, anaplasmosis tersebar dengan meratanya sehingga memiliki
kemungkinan 100% hewan pada suatu peternakan adalah carrier. Hal ini akan
mengurangi jumlah kematina pada hewan dewasa karena hewan dewasa ini sudah tidak rentan lagi
terhadap penyakitini. Hal ini bisa terjadi secara alami karena hewan terekspose
pada saat masih muda dan tidak menunjukkan gejala kklinis. Terdapat resiko
jikalau pada saat muda hewan tersebut tidak terekspose terhadap penyakit ini
sehingga akan menjadmi rentan pada saat hewan ini sudha dewasa.
Untuk mencegah agar
hewan tidak kebal, hewan dengan umur lebih dari 6 bulan atau hewan yang baru
masuk harus terlebih dahulu di berikan vaksinasi terhadap anaplasmosis yang
berarti menjadikan mereka sebagai hewan carrier, atau dengan mencempurkan
chlortetracycline pada pakan. ( lihat tabel 1, Pencegahan terhadap penyakit
klinis), yang mana tidak akan mencegah infeksi, tapi akan mencegah kematian
ternak. Proses vaksi tidak akan mencegah proses infeksi, namun akan menurunkan
level keparahan gejala klinisnya. Proses vaksinansi dilakukan dengan suntikan
vaksinasi yang pertama, baru kemudian di ulang lagi setelah 4 minggu. Kedua
vaksinasi tadi, harus dilakukan 2 minggu sebelum mulainya musim vektor penyakit
ini, dan dari instruksi pabrik, vaksinasi harus di ulang lagi setiap tahun
sekali.
Kekurangan dari
program ini adalah adanya peraturan federal yang mengatur tentang pergerakan
hewan carrier anaplasmosis diadalam suatu daerah. Hewan yang telah di vaksin
akan menunjukkan hasil positif ketika di uji, dan mereka sulit di bedakan
dengan hewan yang menderita anaplasmosis yang berasal dari proses infeksi. Bagi para peternak sapi atau siapapun yang
meperjual belikan sapi, hewan yang dijual haruslah negatif terhadap
anaplasmosis, tapi terlindung dari penyakit tersebut.
Chlortetracycline
bisa ditambahkan kedalam campuran mineral pakan setiap hari untuk mencegah
peyakit ini (lihat tabel 1, Pencegahan Penyakit Klinis). Tapi, bisa saja sapi
masih terinfeksi dan terdeteksi positif pada uji deteksi anaplasmosis. Hewan
hewan carrier ini bisa dibebaskan dari infeksi anaplasmosis dengan menerapkan
sistem penggunaan antibiotic (Lihat Tabel 1, Eliminasi Carrier) tapi kebanyakan
akan menunjukkan hasil tes yang positif beberapa bulan setelah pengobatan, jadi
mereka harus di uji +/- terhadap medikasi beberapa bulan sebelum hewan tersebtu
dijual. Mencegah penjualan hewan carrier, selama musim vektor bisa saja
digunakan chlortetracycline dengan dosis yang lebih tinggi (Lihat tabel 1,
Pencegahan Penyakit dan Infeksi ). Di
samping itu, haruslah di perhatikan agar hewan yang sedang mengalami treatment
supaya tidak terjual.
Daerah Terinfeksi
sedang.
Pada daerah tingkat
infeksinya tergolong sedang, terdapat 2 strategi untuk menganganinya. Pertama,
adalah untuk menjaga agar kawanan hewan kita tetap negatif terhadap
anaplasmosis, tetapi juga disertai dengan upaya untuk membnetengi hewan hewan
tesebut terhadap anaplasmosis dengan jalan mencampurkan chlortetracycline ke
dalam pakan, atau dengan injeksi oxytetracycline menjelang dan selama musim
vektor (lihat Tabel 10. di Virginia, pada umumnya program penanganan
anaplasmosis di tujukan untuk mengeliminasi anaplasma tersebut dari kawanan
ternak yang ada. Satu metode pencegahan adalah dengan mengendalikan vektor
serangga. Walaupun tidak semua serangga dapat di basmi, namun mengurangi jumlah
serangga yang berperean sebagai vektor akan mengurangi resiko terjadinya
outbreak pada kawanan hewan ternak kita. Penyemprotan secara berkala, tas debu,
dan punggung karet adalah metode
sederhana yang gampang untuk di kerjakan. Pemilihan padangan bisa jadi sangat
membantu. Di atur, sehingga hewan tersebut pada musim semidan musim panas
merumput pada daerah yagn sudha diketahui memiliki serangga dengan jumlah yang
paling rendah (padang rumput daerah perbukitan), dan ketika musim semi dan
hujan, pindahkan mereka untuk merumput pada padangan yang memiliki jumlah
serangga tertinggi pada saat musim semi dan panas ( padang rumput di sekitar
asungai atau kolam )ketika serangga tersebut sudah tidak ada lagi.
Strategi kedua
adalah dengan melakukan vaksinasi pada smua ternak yang berumur lebihdari 6 bulan. Hal ini akan
melindungi ternak dari infeksi, namun disisi lain, para peternak akan mengalami
kesulitan yang sama dengan para peternak di daerah terinfeksi berat, dalam hal
penjualan ternaknya.
Daerah tidak
terinfeksi
Monitoring adalah
kegiatan yang bisa dilakukan pada daerah yang tidak terinfeksi. Perhatikan
dengan seksama akan keberadaan gejala klinis anaplasmosis. Seorang dokter hewan harus memeriksa seekor
sapi yang mati tanpa sebab yang jelas. Seringkali yang mengawali peringatan outbreak adalahb
kematian sapi. Sayangnya, seringkali terjadi kematian yang tidak seharusnya
dari beberapa sapi karena diagnosa belum di teguhkan. Rekomendasi untuk
melakukan monitoring juga disertai dengan pengendalian serangga dan apabila
ditemukan suatu indikasi tertentu harus segera di tindak lanjuti.
Program Pengendalian
ketika terjadi Outbreak
Jikalau anaplasmosis
sudah hadir dalam peternakan anda, sangat pengting untuk memiliki manajemen
yang konsisten yang di dukung dengan program treatmen untuk mencegah kejadian
outbreak yagn merusak. Sangat essensial untuk bekerja bersama sama dengan dokter
hewan untuk menentukan treatment dan program pencegahan. Selama terjadi
outbreak, hewan yang sakit di treatment seperti yang telah di jelaskan di atas,
dan harus dipisahkan dari kawanannya. Jikala mungkin, yang terbaik adalah
dengan memindahkan hewan yang sehat kek andang lain, sehingga hewan penderita
tidak mengalami sstress vlebih jauh lagi. Semua ternak harus di uji terhadap
keberadaan anaplasmosis.
Sapi yang terinfeksi dalam berjumlah banyak. Jikalau sudah banyak sapi yang
terinfeksi, terdapat beberapa pilihan
- Sapi dipisahkan menjadi 2 golongan, yang belum dan yang telah terinfeksi. Kekurangan dari sistem ini adalah karena kedua kelompok memiliki hubungan kedekatan yang tertutup sehingga memungkinkan terjadinya infeksi silang. Sistem ini juga membutuhkan majemen yang intensif di tambang dengan penyimpanan data
- Hidup berdampingan dengan anaplasmosis dan melakukan vaksinasi terhadap ternak yang akan tinggal di peternakan yang yang berumur 6 bulan atau yang lebih tua walaupun mereka negatif. Hal ini kan menjadi menjadi kendala ketika ternak ternak tersebut akan dijual, seperti hewan lainnya, bahkan yang masih muda, akan menjadi positif terhadap keberadaan anaplasma. Hewan dapat dibersihkan dari anaplasmosis dengan sebuah sistem penggunaan antibiotik, namun kebanyakan dari hewan tersebut akan memberikan hasil positif ketika di uji keberadaan anaplasmosis setelah beberapa bulan mengalami treatment, yang menjadikan kendala ketika akan dijual. Kadangkala, sistem antibiotik ini harus di ulang agar dapat membersihkan anaplasmosis (smith, et al). Juga, hewan carrier akan menjadi bersih dari anaplasmosis, sehingga menjadikan mereka hewan yang rentan terhadap infeksi klinis, sehingga melakukan uji secara periodik sangat diperlukan.
- Seluruh kawanan dapat dibersihkan dari anaplasmosis (lihat tabel 1). Kekurangan dari program ini adalah masalah biaya, dan sistem pencegahan serta sistem monitoring yang kontinu sangat diperlukan karena ternak dewasa akan menjadi peka terhadap penyakit ini. Antibiotik prophilaktic bisa saja di aplikasikan selama musim vektor sepanjang tahun untuk menjaga hewan menjadi rentan terhadap penyakit. (lihat tabel 1)
Sapi yang terinfeksi berjumlah sedikit. Jika
terdapat beberap ternak (sedikit) yang terinfeksi, semua hewan carrier tersebut
harus segera di bersihkan dari infeksi. Lagi, hewan tersebut mungkin sebaiknya
di beri prophylactic antibiotik. (Lihat
Tabel 1)
Terdapat kelebihan
dan kekurangan pada setiap program pengendalian yang disebutkan di atas.
Strategi yang dipilih ketika terjadi outbreak tidak hanya mempertimabangkan
jumlah hewan yang terinfeksi selama terjadinya outbreak, namun juga angka
prevalensi pada daerah tersebut. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, di
Virginia, hal yang paling di sukai adalah tidak ada kejadian anaplasmosis.
Kawanan ternak yang terbebas dari anaplasmosis memiliki kelebihan yaitu
kemudahan dalam menjualnya dan ternak
dewasa tidak memiliki resik untuk tertular anaplasmosis dari ternak carrier.
Sekali anda memiliki kawanan yang bebas dari anaplasmosis, maka anda perlu
untuk menerapkan standar manajemen perawatan dan sistem monitoring yang baku.
Segala terrnak baru yang masuk harus berasal dari kawanan yang bebas dari
anaplasmosis dan telah menunjukkan hasil negatif terhadap uji
anaplasmosis. Sistem manajemen terhadap
pengontrolan serangga dan teknik pengelolaan seperti yang telah di jelaskan
tadi harus segera di bakukan. Sebagai
tambahan, bisa di berikan antibiotik melalui suntikan atau dengan mencampurnya
kedalam pakan untuk mencegah hewan menunjukkan gejala klinis yang parah
terhadap penyakit ini. Dokter hewan
memiliki informasi terkini perihal prevalensi penyakit pada suatu area, dan
dapat membantu anda untuk memilih antibiotik mana yang pas untuk digunakan,
baik untuk digunakan sepanjang tahun atau yang digunakan untuk menghadapi musim
serangga. Untuk menjaga status bebas suatu daerah, setidaknya 20 % dari kawanan
ternak harus negatif terhadap uji pada pengujian yang dilakukan setiap tahun
(Zaugg).
Ringkasan
Anaplasmosis adalah
penyakit pada ternak yang menyebabkan anemia, aborsi dan kematian. Ternak
dewasa menunjukkan gejala klinis paling parah. Peternak di Virginia harus
peduli tentang anaplasmosis, karena bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang
hebat. Jika anda bergelut di bidang peternrakan, anda harus bekerja secara
bersama sama dengan dokter hewan untuk menetapkan sistem managemen terbaik yang
disusun berdasarkan jumlah hewan terpapar dan prevalensi kejadian anaplasmosis
pada daerah anda. Jikalau anaplasmosis belum menjadi suatu problemnatika di
dalamn peternakan anda sistem manajemen dan monitoring akan membantu kawanan
ternak anda untuk tetap bebas dari anaplasmosis.
Referensi
ada pada penulis