Penyakit Menurun pada Anjing Ras Pom (Pomeranian)

English version (click here)

Anjing Pomeranian dikenal juga dengan nama lain German Toy Spits. Karakteristik dari anjing ini adalah kecil dalam ukuran badan, namun lincah dan aktif dalam pergerakan. Dikarenakan kelincahan dan keaktifannya, anjing ras pomeranian ini sering digunakan sebagai teman bermain. Di balik segala hal baik itu, anjing ras pomeranian dalam hal kesehatan, memiliki kecenderungan khusus yang mengarah kepada masalah-masalah kesehatan.
Kondisi Kardiovaskular

1. Patent Ductus Arteriosus

ductus arteriosus membawa darah dari arteri pulmonaris menuju aorta janin dengan melewatkan paru paru janin karena pada saat yang bersamaan, paru paru janin belum berfungsi. Duktus arteriosus biasanya menutup pada umur 1 minggu setelah kelahiran. Patent ductus arteriosus mungkin merupakan kondisi yang paling sering terjadi yang merupakan cacat bawaan dari anjing tersebut, namun tidak begitu sering ditemukan pada kucing. Anjing betina memiliki resiko terpapar yang lebih tinggi dibandingkan dengan anjing berjenis kelamin jantan. Gejala berkisar dari tidak dapat diamati, gagal jantung kongestif dan kondisi tubuh yang buruk, kelemahan, kolaps, dan kejang-kejang
  • Abnormalitas kongenital yang biasa terjadi
  • Resiko relatifnya mencapai 4.1
  • Kecenderungan terjadi pada individu dengan jenis kelamin betina
  • Bentuk warisan poligenik

2. Sick Sinus Syndrome

“Dysrhythmia ini sering kali melibatkan periode bradikardia dan takikardia, menyebabkan sinkop jantung”

  • Terjadi pada anjing umur pertengahan s/d umur tua
  • Resiko relatif pada keturunan pomeranian mencapai 3.5
  • Tidak terdapat kecenderungan hospes dengan jenis kelamin tertentu terhadap terjadinya cacat ini


Kondisi Dermatologi

kondisi dermatologi yang terjadi terpengaruh oleh kondisi hormonal yang berlangsung 




Kondisi Endokrin

1. Hipotiroidismus

.....adalah penyakit endokrin yang umum terjadi pada anjing. Terdapat kekurangan pada sekresi hormon tiroid baik sebagai akibat karena kerusakan kelenjar tiroid (hipotiroidusmus primer), tidak mencukupinya produksi TSH (tiroid stimulating hormon) dari kelenjar pituituari atau tidak mencukupinya produksi TRH (tiroid releasing hormon) oleh hipotalamus (hipotiroidismus tersier. Berbagai macam ras anjing memiliki kecenderungan untuk mengidap hipotiroidismus, yang pasling sering disebut sebut adalah Dobermann Pinschers dan Golden Retirevers

  • Dalam beberapa tulisan dilaporkan sebagai kejadian yang memiliki resiko akan terus meningkat


Kondisi Muskuloskeletal

1. Congenital elbow luxation (luksasi/keseleo pada siku yang terjadi karena faktor kongenital)

Kondisi ini jarang terjadi. Terdapat 2 tipe yang sudah dikenali : Tipe 1 yang lebih parah dan menghasilkan rotasi 90 derajat ke arah luar dari bagian proksimal tulang ulnae. Terlihat, deviasi lateral dari antebrachium, yang ditandai dengan reduksi (pengurangan) ekstensi siku. Penyebabnya tidak diketahui. Diagnosa dilakukan melalui radiography. Reduksi secara tertutup merupakan salah satu pilihan dalam metode pengobatan, namun demikian reduksi secara terbuka perlu untuk dilakukan pada beberapa kasus yang terjadi. Pada Luksasi tipe 2, bagian proksimal dari radius bergeser ke arah caudaolateral. Tipe ini lebih ringan daripada tipe 1. Dalam kejadian ini, pada beberapa hewan, tidak perlu di lakukan pengobatan, mungkin pada kasus yang lain diperlukan untuk dilaksanakan pembedahan, seperti osteotomi terhadap radius dan ulna. 
  • Luksasi tipe ke-dua terjadi pada ras ini(bagian proksimal radius bergeser ke arah caudolateral)
  • Biasanya terjadi pada njing yang berumur 4-5 bulan

2. Medial Patellar luxation

Kondisi ini biasanya muncul sebagai ketidakseimbangan yang terjadi secara intermitten, walaupun pada kejadian bilateral akan memperlihatkan abnormalitas gaya berjalan pada anggota gerak bagian belakang. Hal ini dapat terlihat di mulai sejak usia 6 bulan, meskipun dalam beberapa kejadian tidak terdapat gejala klinis sampai dengan hewan tersebut tua.

  • Merupakan komponen yang diduga kuat terjadi karena faktor keturunan

3. Shoulder luxation

Kondisi ini biasanya terjadi pada usia 3 sampai dengan 4 bulan. Posisi bahu yang tertekuk atau berputar dapat menunjukkan abnormalitas pada kejadian radiografi inguinalis/herniasi skrotum. Individu dengan jenis kelamin betina memiliki kecenderungan yang lebih tinggi. Individu berjenis kelamin betina lebih terwakili dalam kondisi umum. Suatu massa ingunal atau pembengkakan biasanya terlihat, meskipun pada saat yang bersaam terlihat adanya gejala klinis pencernaan.

  • Kongenital

4. Odontoid process dysplasia

Kondisi ini menyebabkan keadaan subluksasi atlantoaksial yang digejalakan oleh nyeri leher sampai ke quadraplegia. 
  • Kongenital


Kondisi Neoplasia

1. Testicular Neoplasia

Neoplasia testis merupakan hal yang sering terjadi pada anjing. Terdapat 3 jenis tumor utama; Sel Tumor Sertoli, Seminoma dan sel tumor interstitial. Ras tertentu sepertinya meiliki resiko yang terus meningkat. Sel tumor sertoli dan seminoma lebih sering terjadi pada testis yang tidak turun (berada di dalam cavum pelvis) daripada testis yang turun.
  • Diyakini berkembang biak pada individu yang terpapar resiko yang meningkat.

Kondisi Neurologis

1. Hidrocephalus

Hidrocephalus terbentuk ketika terjadi pelebaran seluruh atau sebagian sistem ventrikel otak, dan mungkin bersifat congenital atau perolehan (biasanya mengikuti kejadian neoplasia atau penyakit yang meradang). Gejala kinis yang muncul meliputi os crania (tulang cranium) yang membesar membentuk seperti kubah, kekejangan, dan kondisi mental yang berubah.
  • Kongenital
  • Relatif terjadi
  • Onset timbulnya gejala ; biasanya 4-5 bulan

2. Subluksasi Atlantoaksial

Sering terjadi pada anjing “toy” yang masih muda dengan nyeri di bagian leher dan deficit neurologis pada ke empat anggota gerak karena terdapat tekanan (kompresi) pada sunsum tulang di daerah cervical (leher). Berbagai macam defek ongenital termasuk kurangnya atau hipoplasia dari sarang dan pemendekan axis menyebabkan ketidakstabilan persendian atlantoaksial. Kondisi ini bisa didapati pada suaut keturunan sebagai akibat dari fraktur sarang atau kerusakan pada ligamentum yang menjadi penyokongnya.
  • Congenital
  • Relative umum terjadi pada ras ini
  • Waktu sampaidengan munculnya gejala < 1 tahun

Kondisi Bola Mata (Okuler)

1. Entropion
Adlah pergerakan bergulir masuk dari semua atau sebagian batas kelopak mata ke dalam yang menyebabkan terjadinya iritasi pada permukaan konjungtiva dan kornea.

  • Ras merupakan factor predisposisi ; mirip dengan warisan polygenic

2. Katarak

Baik lensa maupun kapsul lensa, scara unilateral atau bilateral. Katarak bisa bersifat primer (karena factor keturunan) atau sekunder, misal peradangan mata, penyakit metabolik atau anomali kongenital seperti membran pupil persisten atau persisten arteri hyaloids. Katarak dapat dideteksi pertama dalam berbagai bidang yang berbeda dari lensa dan dapat berlanjut pada tingkat yang berbeda. Sebuah katarak lengkap melibatkan seluruh lensa dan mengaburkan fundus, mengakibatkan kebutaan pada mata yang terkena.

  • Dicurigai bersifat menurun
  • Lokasi : posterior korteks
  • Umur individu penderita biasanya 4 tahun dan berlanjut sampai dengan selesai

3. GPRA (Generalised Progressive Retinal Athropy)

Degenerasi sel-sel retina. Sebuah warisan resesif autosomal diduga mayoritas terjadi pada kebanyakan ras. Keturunan yang berbeda dipengaruhi pada usia yang berbeda oleh berbagai jenis GPRA. Namun, pada semua kasus yang bilateral dan melanjut pada kebutaan. Gejala klinis awal yang timbul kebutaan pada malam hari yang disusul dengan hilangnya penglihatan pada siang hari. Pemeriksaan dengan menggunakan opthalmoscop menunjukkan bahwasannya terjadi pelemahan pembuluh retina dan hiperreflektivitas tapetal (suatu bentuk degenerasi retina ketika cahaya yang diserap oleh atophic retina kurang). Pada stadium berikutya kondisi seperti ini biasanya berbarengan dengan kejadian katarak. Namun lebih dari 100 jenis anjing telah di identifikasi sebagai penderita GPRA ; namun demikianhanya mereka diama kondisi seperti ini lebih sering terlihat, baik dijelaskan

  • Diduga disebabkan oleh warisan autosom resesif
  • Nampak secara klinis pada usia 6 tahun


Kondisi Sistem Reproduksi

1. Cryptorchidism

Seharusnya, kedua testis berada di dalam skrotum. pada kasus ini, kedua testis tidak mengalami penurunan sehingga tetap berada di kanalis inguinalis atau cavum abdominal. Faktor-faktor non-genetik mungkin memiliki peran, namun insidens kejadian yang tinggi pada beberapa ras anjing, dan famili pada ras anjing tersebut, mengindikasikan adanya pengaruh genetik. Suatu bentuk warisan autosom seks berbatas telah disarankan.

  • Perkembangan defek yang dipercayai merupakan warisan berbatas jenis kelamin, berhubungan dengan autosom resesif
  • Pomeranian di percayai merupakan ras yang memiliki resiko yang tinggi terhadap terjadinya kasus ini

2. Testicular Neoplasia

Testicular neoplasia merupakan kejadian yang lumrah pada anjing. Terdapat 3 tipe tumor yang utama ; Sel Tumor Sertoli, Seminoma, dan Sel Tumor Interstitial. Ras tertentu sepertinya berada pada level resiko yang terus meningkat. Insidensi Sel tumor sertoli dan seminoma lebih tinggi pada testis yang tidak turun daripada testis yang normal mengalami penurunan.

  • Pomeranian dipercayai sebagai ras yang memiliki tingkat resiko yang tinggi


Kondisi Sistem Pernafasan

1. Tracheal Collapse

  • Penyebab utamanya masih belum diketahui
  • Biasanya mempengaruhi anjing pada kisaran umur pertengahan sampai dengan tua. Kondisi ini dapat terjadi pada anjing muda, atau terjadi di kemudian hari pada anjing yang tidak terlalu parah terpengaruh. Gejala klinis yang nampak diantaranya adalah batuk dan suara berisik saat bernafas. Mungkin saja akan terdengar suara karakteristik “klakson-angsa”
Sumber : Breed Predisposition to Disease in Dog and Cat