Atherosklerosis (Penebalan Dinding Pembuluh Darah)

Atherosklerosis adalah pengapuran pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh darah.Pada tunica intima dari pembuluh darah terdapat plage yaitu adanya cell lipid,cholesterol,sisa metabolisme,zat kapur,fibrin,Karenanya pembuluh darah menebal dindingnya dan menyumbat ataupun menghambat jalannya darah sehingga suplai darah berkurang. Penyebab Atherosklerosis belum pasti diketahui karena bias bersangkutan dengan banyak hal tetapi para ilmuwan mengemukakan penyebab pokoknya adalah adanya kerusakan pada lapisan endothelium pembuluh darah yang bias diakibatkan oleh apapun.
Gejala atherosclerosis hampir sama dengan penyakit pada pembuluh darah yang lain yaitu antara lain :
  • Denyut jantung yang cepat
  • Adanya kandungan cholesterol dalam darah
  • Tekanan darah meningkat
  • Heart attack
  • Kematian mendadak pada hewan
Adanya timbunan cholesterol dan lemak dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan kerusakan pada lapisan endothelium, sehingga monocyte yang ada dalam sel darah putih dapat menembus lapisan endothelium dan membentuk macropage yang memodifikasi LDL ( low density lipoprotein ) untuk membentuk lesi.Pada suatu saat jaringan serabut otot halus mengalami hipertropi dan menembus jaringan serabut elastis dan terakumulasi dengan serabut elastis,macropage,cholesterol,dan kalsifikasi.Adanya kristal-kristal cholesterol yang terbentuk,macropage,kalsifikasi,serabut elastis yang rusak,dan adanya lesi menyebabkan pembuluh darah mengalami penebalan dan pengapuran

Secara makroskopik atherosclerosis pada organ ( pembuluh darah ) terlihat adanya bentukan berwarna putih seperti kapur pada permukaan organ dan lumen menyempit karena adanya penebalan pada lapisan tunica intima yang mengalami hipertrophi.Pada atherosclerosis yang akut dapat pula didapati adanya thrombus.


Atherosklerosis sulit untuk dideteksi secara langsung karena berhubungan dengan penyakit yang lain tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosanya yaitu dengan melihat perubahan yang terjadi pada organ pembuluh darah baik secara makroskopik maupun secara mikroskopiknya,jadi kita harus mengambil sample dari organ hewan tersebut.

Secara makroskopik bias kita lihat perubahan fisik pada pembuluh darah yaitu adanya penyempitan lumen dan adanya bentukan putih seperti kapur pada permukaannya.Dan secara makroskopik dapat dilihat adanya kerusakan pada endothelium,dan adanya foam cell pada tunica intimanya.             

Pemeriksaan darah juga dapat untuk mendiagnosa atherosclerosis tetapi hanya sebagai bahan pertimbangan saja yaitu dengan mengetahui kadar kolesterol dalam darah.

Atherosklerosis cirri-cirinya hampir mirip dengan gangguan pada jantung misalnya coronary heart disease,cardioditis,myocarditis. 
 
Atherosklerosis dapat dicegah dengan cara memperhatikan pakan ternak jangan terlalu banyak mengandung lemak ataupun cholesterol juga pengecekan darah rutin jadi bias diantisipasi dini.
 
Dengan pemberian obat seperti :
  • Bete-bloker
  • Angiotensin-Converting Enzyme Inhibbitors
  • Diuretics
  • Cholesterol Lowering Drugs
  • Vasodilasator
 

Pneumonia Aspirasi, Mengerti dan Lebih Siap dalam Menanganinya

Pada anjing muda yang tidak mendapatkan susu dari induknya, seringkali susu dari induk di gantikan dengan menggunakan susu formula dengan menggunakan "tube". Anjing muda yang minum susu pengganti dari botol inilah yang sangat rentan untuk mengalami pneumonia aspirasi karena seringkali anjing anjing tersebut diberikan susu dalam volume yang berlebihan, atau ujung botol yang masuk ke dalam rongga mulut bertempat bukan pada pangkal oesophagus melainkan pada pangkal trakhea. Kesalahan posisi ujung botol susu inilah yang menyebabkan masuknya susu formula ke dalam paru-paru dan hal ini berakibat pada kongesti dan pneumonia. Seekor anak anjing yang memiliki kelainan yaitu terdapatnya celah pada langit-langit rongga mulut sangat berkemungkinan untuk menghirup susu atau susu formula dan memasukkannya ke dalam paru-parunya.

Pada seekor anak anjing yang tersedak (aspirasi) susu formula biasa akan menunjukkan aliran susu formula keluar dari hidung dan terdapat cairan yang mengalir masuk ke dalam paru-paru. Pada kondisi yang lebih parah lagi, anjing akan mengalami kesulitan bernafas dalam waktu yang sangat singkat.

Semua kasus/kejadian pneumonia aspirasi memiliki potensi yang sangat serius. bahkan pada anak anjing yang hanya kemasukan sedikit susu formula pada paru-parunya biasanya akan berkembang menjadi infeksi bakteria pada paru-paru dalam jangka waktu beberapa hari. Anjing tersebut dapat sembuh atau mati bergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut.

Atropin sulfat membantu untuk mengontrol air liur yang timbul karena dirangsang oleh anestesi umum yang digunakan (misalnya, thiobarbiturates). Penggunaan tabung endotrakeal dengan manset karet mencegah aspirasi cairan selama operasi berjalan.

Hewan harus diam. Batuk produktif tidak boleh ditekan. Antibiotik spektrum luas harus digunakan pada hewan yang diketahui telah menghirup substansi asing, apakah itu menjadi cair atau uap yang mengiritasi, tanpa menunggu tanda-tanda pneumonia muncul. Perawatan dan pengobatan suportif yang dilaksanakan adalah sama seperti untuk pengobatan terhadap kasus/kejadian pneumonia menular.

Pada hewan kecil, terapi oksigen mungkin bermanfaat. Meskipun semua perawatan, prognosis buruk, dan upaya harus diarahkan pada pencegahan

*pustaka ada pada penulis

Tumor Sel Sertoli

Sel sertoli terletak pada dinding tubuli seminiferi pada testis dan mensuport pembentukan spermatozoa, ada 3 tipe tumor pada testis yaitu tumor sel Sertoli, Seminomas, dan tumor sel Intertitial (Anonim, 2004). Tumor pada sel Sertoli atau disebut juga Sertoli cell tumour, merupakan tumor yang umum pada anjing yang sudah tua, tetapi dapat juga menyerang anjing yang muda (Hockins, 2004)

Sertoli sel tumor umumnya terjadi pada anjing jantan yang berusia diatas 5 tahun akan tetapi dapat juga ditemukan pada anjing muda. Tumor ini berasal dari sel sertoli yaitu sel – sel tunjang tubuli seminiferi. Menurut pengalaman tumor ini biasanya tidak terbentuk didalam testis yang tidak menurun pada monorchismus, sedangkan testis yang ada didalam scrotum sangat atrofik. Anjing yang menderita tumor ini biasanya berubah sifat menyerupai anjing betina, mamaenya membesar dan ia menarik perhatian anjing jantan lain. Sebabnya tumor ini membentuk hormon – hormon estrogen (Anonim, 2004).

Estrogen diproduksi hampir sekitar 15% oleh tumor dalam testis yang dalam posisi normal ( dalam scrotum ) kemudian mencapai 50% oleh sertoli sel tumor dalam testis yang berada dalam groin dan 70% oleh tumor dalam testis yang berada dalam abdomen. Estrogen menyebabkan berkembangnya sifat betina, misalnya gld mamae mengembang, penis tertutup kulit, penjarangan bulu yang bersifat lokal dan pengecilan ukuran penis. Anjing betina yang menderita sertoli sel tumor akan menarik anjing jantan lain ( Foster & Smith's, 2004; Anonim, 2004).

Penyebab munculnya tumor ini belum diketahui, tetapi pada anjing yang mengalami Monorchydi ataupun yang kedua testisnya tidak mengalami decensus testiculorum mempunyai resiko 13 x lebih tinggi dibandingkan dengan anjing yang mempunyai testis yang normal. Sampai sekarang belum diketahui faktor lain yang menyebabkan timbulnya penyakit ini (Anonim, 2004; Foster & Smith's, 2004).

Gejala Klinis :
  • Hiperestrogenisme, anemia, bulu rontok, feminisasi, menarik perhatian pejantan atau anjing jantan lain,
  • Glandula prostate membesar, glandula mammae membesar,
  • Ditandai salah satu testis membesar dan yang lainnya mengecil atau mengalami atrofi
  • Anjing menunjukkan karakter seperti anjing betina meliputi perkembangan dan pembesaran dari glandula mammae, produksi susu dan sekresi dari glandula mammae, berdiri pada posisi betina ketika urinasi, terjadi hiperpigmentasi pada kulit
  • Testis mengecil, adanya pembengkakkan dari daerah testicular dan daerah scrotal. Dan jika hewan mengalami cryptorchydi kebengkakkan dapat terjadi pada daerah inguinal atau daerah abdominal tergantung dimana lokasi dari testis. 
  • Pada kasus yang parah sel tumour dapat metastasis dan menyebabkan kematian bila mengenai organ vital. 
(Anonim, 2004; Foster & Smith's,2004; Hoskins, 2004).


Jika anjing cryptorchidi, kebengkakan akan terjadi didaerah abdomen atau ari-ari tergantung dengan penempetan buah zakar itu. Lebih dari 50% kasus sertoli sel tumor akan menghasilkan estrogen, dan anjing akan menderita hiperestrogenisme. Hal ini meliputi kelenjar prostata membesar, kelenjar susu yang mengakibatkan besarnya putting susu, anemia dan kecenderungan untuk menarik anjing jantan yang lainya. Sel sertoli tumor akan metastasis ke abdomen, paru-paru, thymus dan otak, ini terjadi 15% pada kasus sertoli sel tumor (Anonim, 2004), menurut Hines (2004) 2%-20% kejadian dari tumor ini adalah malignant dan dapat metastasis kebagian lain dari tubuh. Dikarenakan adanya perbedaan suhu testis didalam skrotum dengan didalam abdomen kira-kira 4-5° C menyebabkan terjadinya proses yang abnormal dari testis terjadi hiperplasia dan metaplasia lalu menjadi tumor, membesar, menghasilkan hormon estrogen, timbul gejala klinis, lalu akan mengalami metastasis menuju organ-organ lain (Hines, 2004).

Diagnosis didasarkan pada sejarah pengobatan dan pemeriksaan fisik, ultrasonografi berguna untuk identifikasi tumor dan dapat membantu mendeteksi stadium dari tumor tersebut, termasuk proses metastasisnya, konsentrasi hormon yang tinggi estradiol dan progesteron dapat dilihat dengan test darah pada sebagian besar anjing yang terinfeksi, pada pemeriksaan darah rutin mungkin abnormal karena anemia yang disebabkan oleh konsentrasi hormon estrogen yang tinggi, sehingga menekan proses eritrogenesis pada sumsum tulang (anemia hipoplastika), hanya pemeriksaan Histopatologi yang dapat membedakan dari 3 tipe tumor pada testis (Foster & Smith's, 2004).

Diagnosa Banding

  • Sel tumor interstitial: hanya menunjukkan sedikit gejala dan tidak memproduksi estrogen ataupun mengalami metastasis juga tidak menimbulkan masalah yang penting.
  • Seminoma: menghasilkan estrogen dan metastasis kira-kira hanya 5% dari total kasus tetapi pada umumnya tumor ini menghasilkan androgen sehingga hewan akan mengalami hiperandrogenisme, yang akan menimbulkan efek yaitu pembesaran glandula prostata dan atau perianal adenoma.
  •  Hyperadrenocortismus
  •  Hypothyroidismus
(Robbins et al. 1984)
Pencegahan
  • Sel sertoli sel tumor dapat dicegah dengan cara kastrasi. Kastrasi anjing yang muda mencegah agresi, urinasi dan berbagai perilaku yang tidak dikehendaki.
  • Pembedahan merupakan metode yang aman dan relatif mahal, tetapi dimasa yang akan datang dapat menghemat uang pemiliknya
  • Anjing yang digunakan untuk beternak atau pemacak dapat dikastrasi ketika anjing tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk kepentingan diatas
  • Anjing yang mengalami cryptorchidi tidak dijadikan pemacek selain produksi semennya buruk juga dikhawatirkan menular lewat perkawinan. (Anonim, 2004)