Newcastle Disease pada Ayam (source : Archive.devra.gov.uk) |
Berdasarkan atas gejala klinik yang timbul pada ayam,
maka ND dapat dibagi atas 5 bentuk, yaitu Doyle, Beach, Beaudette, Hitchner,
dan enterik asimptomatik. Bentuk
Doyle ditandai oleh adanya infeksi yang bersifat akut dan fatal pada ayam
semua umur. Bentuk ini tersifat oleh adanya gangguan pencernaan akibat
pendarahan dan nekrosis pada saluran pencernaan sehingga dikenal dengan nama ND
velogenik-viserotropik (VVND). Bentuk Beach
ditandai oleh adanya infeksi yang bersifat akut dan sering kali bersifat fatal
pada ayam semua umur. Bentuk ini tersifat oleh adanya gejala gangguan
pernafasan dan saraf sehingga disebut ND velogenik-neurotropi (VNND). Bentuk Beaudette merupakan suatu bentuk ND velogenik
neurotropik yang kurang patogenik
dan biasanya kematian hanya ditemukan pada ayam muda. Virus ND
penyebab infeksi pada bentuk ini tergolong tipe patologik mesogenik.
Bentuk Hitchner ditandai oleh adanya infeksi pernafasan yang
ringan atau tidak tampak, yang ditimbulkan oleh virus dengan tipe patologik lentogenik.
Bentuk enterik asimptomatik
terutama merupakan infeksi pada usus, yang ditimbulkan oleh virus ND tipe
lentogenik. Bentuk ini tidak menimbulkan suatu gejala penyakit tertentu.
Penyakit ini dapat menimbulkan
morbiditas dan mortilitas yang tinggi, penurunan produksi telur dalm kualitas
maupun kuantitas, gangguan pertumbuhan, biaya penanggulangan penyakit yang
tinggi, dan mendukung timbulnya penyakit pernafasan yang lain. (Tabbu ,2000)
Etiologi
Penyakit ini disebabkan virus ND
yang tergolong genus Avian Paramyxovirus yang merupakan virus RNA yang
mempunyai genom single stranded,
berbentuk sangat pleomorfik, biasanya berbentuk bulat dengan diameter 100-500
nm, tapi ada juga yang berbentuk filamen. Beberapa aktifitas biologis dari
virus ND adalah adanya kemampuan untuk mengaglutinasi dan menghemolisis
erithrosit, mempunyai aktifitas neuraminidase dan adanya kemampuan untuk
bereplikasi di dalam sel-sel tertentu.
Berbagai isolat dapat dibedakan berdasarakan uji virulensinya menjadi galur
velogenik, mesogenik, dan lentogenik. Patogenitas pada virus yang menyerang
ayam terutama dipengaruhi oleh galur virus ND,
rute infeksi, umur ayam, dan kondisi lingkungan. Rute infeksi alami
terjadi melalui hidung, mulut, dan mata biasanya akan menyebabkan gejala
pernafasan yang merupakan manifestasi alami ND. Penularan juga dapat terjadi
secara tidak langsung melalui bahan, alat, atau pekerja yang tercemar virus
tersebut. (Tabbu, 2000) Penularan dapat terjadi karena kontak dengan ayam
sakit. (Jahja, 2000)
Gejala klinis
Pada infeksi alami, masa inkubasi ND
berkisar antara 2-15 hari. Kecepatan timbulnya gejala bervariasi menurut galur
virus, jenis unggas, status kekebalan, adanya infeksi campuran, faktor
lingkungan, rute infeksi, dan dosis virus. Ayam yang terinfeksi oleh virus ND
tipe velogenik viserotropik (VVND) biasanya dimulai dengan kelesuan,
peningkatan frekuensi nafas, kehilangan nafsu makan, kelemahan, dan dapat
berakhir dengan kematian. Bentuk ini dapat juga menunjukkan edema daerah facial,
diare hijau, tortikolis,dan paralisis kaki serta saraf. Ayam yang terserang
virus ND tipe velogenik neurotropik menunjukkan gejala gangguan pernafasan
diikuti gangguan saraf, biasanya tidak ditemukan diare. Morbiditas 100% tapi
mortalitas rendah. Tipe mesogenik mengakibatkan gangguan pernafasan, gejala
syaraf, mortalitas rendah kecuali pada ayam muda. Tipe lentogenik biasanya
tidak menyebabkan penyakit tertentu pada ayam dewasa tetapi pada ayam muda yang
peka terlihat gangguan pernafasan yang berat. (Tabbu, 2000)
Perubahan
pasca mati.
Perubahan
tergantung tipe virusnya. Pada tipe velogenik galur asia ,
perubahan yang mencolok adalah adanya bintik merah pada proventrikulus dan
sekal tonsil serta terjadinya nekrosis usus. Infeksi oleh tipe mesogenik hanya
terdapat pada saluran pernafasan. (Akoso, 1993)
Perubahan
patologis
1. Perubahan makroskopis
Nekrosis dan hemorragi pada saluran pencernaan meliputi proventrikulus,
ventrikulus dan berbagai bagian usus. Tidak dijumpai perubahan pada sistem syaraf,
kadng-kadang juga pada saluran nafas. Jika ditemukan perubahan pada saluran
nafas maka akan terlihat hemorrhagi dan congesti berat pada trakea.. Penebalan
kantong udara disertai timbunan eksudat kataral sampai mengeju pada
permukaannya. Organ reproduksi mengalami hemorragi dan perubahan warna menjadi
lebih pucat.
2. Perubahan mikroskopis
Hiperemi, edema, hemorrhagi, trombosis, dan nekrosis pembuluh darah.
Hiperplasia sel-sel reticulohistiositik dan nekrosis multifokal pada hati.
Nekrosis pada lympha. Degenerasi lymphocyt bursa fabricius. Nekrosis dan
hemorragi pada usus. Kongesti dan infiltrasi sel radang pada trachea. Hemorragi
dan edema pada bagian-bagian paru.
Perivascular cuffing sel limposit dan nekrosis dari neuron pada otak.
(Tabbu,2000)
Diagnosa
Kecurigaan
terhadap penyakit ND dapat diketahui dari adanya gejala klinis. Diperkuat
dengan uji laboratorik dari paru, batang tenggorok, usus, sekal tonsil dan
otak. (Akoso,1993) .
Pemeriksaan serologik juga dipakai untuk melakukan
diagnosis terhadap ND. Antibodi terhadap virus ND dapat diukur didalam serum
menggunakan berbagai metode seperti uji HI, uji HA, ELISA, AGP, uji antibodi
monoklomal dan teknik imunohistokimia. Diagnosis definitif terhadap ND dapat
dilakukan dengan cara isolasi dan identifikasi virus pada berbagai kultur
jaringan.
Penyakit yang mirip dengan ND adalah Infectious Bronchitis (IB), Infectious
Laryngotracheitis (ILT),Chronic Respiratory Disease (CRD), Kolera Unggas, Avian Encephalomyelitis (AE) dan Encephalomalacia. (Tabbu, 2000)
Pencegahan
dan pengobatan
Penyakit
ini tidak dapat diobati. Oleh karena itu ayam yang sudah terserang sebaiknya
cepat dimusnahkan karena dapat menulari ayam yang lain. Pengendalian terbaik
adalah dengan vaksinasi seperti vaksin strain F, K dan LaSota. Pola pemberian
vaksin adalah 4-4-4, maksudnya vaksin diberikan pada ayam berumur 4 hari, 4
minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. (Sujionohadi, 2004)
Sumber
*ada pada penulis
Artikel terkait :
1. Pencegahan Newcastle Disease (masa lalu, sekarang, dan masa depan)
2. Virus Herpes
3. Avian Influenza
4. Fowl Thypoid
5. Efek Temperatur Tinggi pada Performa Unggas
Artikel terkait :
1. Pencegahan Newcastle Disease (masa lalu, sekarang, dan masa depan)
2. Virus Herpes
3. Avian Influenza
4. Fowl Thypoid
5. Efek Temperatur Tinggi pada Performa Unggas