Agen Pemacu Pertumbuhan (Growth Promoting Agent)


Steroid Pemacu Pertumbuhan
english version (click here)

Essensialitas hormon seksual, baik androgen maupun estrogen, dalam mengontrol kegemukan dan pertumbuhan ditunjukkan dengan penggunaan subtansi sintetis pemacu pertumbuhan (steroid anabolik). Androgen memiliki aksi yang mirip dengan hormon kelamin jantan, testosteron. Estrogen memiliki aksi kerja yang mirip dengan hormon kelamin betina, esttradiol. Progestagen memiliki aksi kerja yang mirip dengan hormon progesteron pada individu betina, fungsi fisiologis utama adalah untuk menekan estrus, dan dari dulu sudah banyak digunakan untuk meningkatkan efek hormon seksual yang lainnya. Trembolon asetat adalah suatu sintetis (tiruan) androgen yang memacu pertumbuhan dengan menurunkan degradasi protein pada tulang. Hampir sama dengan trenbolon asetat, zeranol, suatu sintetik (tiruan) dari estrogen juga memacu pertumbuhan dengan mengurangi degradasi protein. Kedua hormon tersebut menekan perubahan hormon tersebut (sehingga kadarnya dalam tubuh tetap bertahan) daripada memacu sintesa protein. Seperti yang sudah di duga, efek dari hormon seks sintetis sangat bergantung pada kesetimbangan hormon seksual pada individu individu jantan atau betina. Betina memebrikan respon lebih baik terhadap androgen dan jantan terhadap estrogen. Pada individu yang sudah di kastrasi akan memberikan respon terbaik ketika digunakan kombinasi dari estrogen dan androgen.

Penggunaan dari steroid seks anabolik, biasanya sebagai implant, telah meluas digunakna pada sapi di Eropa sampai dengan dikeluarkannya larangan oleh oleh Uni Eropa (Petunjuk EU 88/146/EEC). Pada saat itu terjadi kekhawatiran terhadap efek potensial dari residu steroid pada manusia yang mengkonsumsi daging dan juga pada kotoran dari hewan yang di treatmen dengan menggunakan dosis yang tidak semestinya. Namun demikian, senyawanya masih juga digunakan di luar Uni Eropa, misalkan di Amerika Utara. Contoh dari produk hormon seks anabolik dapat dilihat pada Tabel 2.10. Steroid anabolik seks biasanya diberikan dalam bentuk tablet kecil padat yang di tanam (implant) pada jaringan kuping (yang tidak mempengaruhi kemampuan mendengarnya). Steroid pemacu pertumbuhan lainnya yang pernah dulu digunakan selama beberapa waktu adalah stillbenes (di ethyl stillbestrol, hexoestrol) yang telah dilarang penggunaannya di UE pada tahun 1981 dan telah di larang juga untuk digunakan di Amerika Utara, karena kekhawatiran, kemungkinan besar tidak ditemukan, bahwa mereka adalah penyebab tumbuhnya kanker pada orang yang mengkonsumsi daging tersebut.

Contoh produk yang mengadung hormon seks anabolik

Nama Produk                               Hormon                                    Produsen
Finaplix®                              Trenbolone acetate                      Hoechst
Ralgro®                                 Zeranol                                       Crown Cheodusmicals 
Compudose®                         Oestradiol                                   Elanco
Synovex S®                           Oestradiol + progesterone             Syntex  
Synovex H®                          Testosterone + oestradiol              Syntex  


Agonis β Adrenergik
 Agonis β Adrenergik adalah suatu kelompok senyawa farmakologis yang sudah menunjukan potensi yang sangat besar dalam merubah muskularitas dan rasionya terhadap lemak pada daging dari seekor hewan.  Senyawa farmakologis dalam kelompok ini meiliki struktur kimia yang hampir mirip dengan senyawa alami katekolamin, adrenalin (epinephrine) dan noradrenalin (norepinephrine). Adreanlin dan noradrenalin adalah hormon yang disekresikan sebagai respon pada saat kondisi stress (Lihat Bab 10). Noradrenalin juga merupakan neurotransmiter pada Sistem Syaraf Simpatik (ekuivalen dengan astilkolin pada sistem syaraf parasimpatik). Clenbuterol, Cimaterol, Salbutamol dan Ractopamin adalah contoh dari Agonis β Adrenergik. Gambar 2.7 menunjukkan hubungan struktur kimia mereka dengan adrenalin.
Disebut Agonis β Adrenergik karena mereka melakukan aksinya pada reseptor β yang terdapat pada membran sel. Reseptor β dapat dibagi menjadi 2 tipe. Reseptor βkarakteristik dengan otot jantung dan intestinal ; Reseptor β2  karakteristik dengan otot bronkhial dan otot halus uterus. Namun demikian, baik reseptor β1  maupun β2 terdapat pada banyak jaringan, termasuk otot gerak dan lemak. Penggunaaan Agonis β Adrenergik utamanya ditujukan pada reseptor β2  tapi klasifikasi reseptor menjadi β1  maupun β2 tidak terputus begitu saja, karena aktifitas β1  juga jelas terlihat.
Nilai potensial dari Agonis β Adrenergik pada daging hewan terletak pada hal tersebut diatas sehingga disebut efek repartisi. Senyawa ini mengurangi jumlah lemak pada tubuh dan meningkatkan pertambahan protein sehingga meningkatkan perkembangan otot. Senyawa tersebut melakukan hal ini dengan mengurangi produksi lemak (lipogenesis) dan meningkatkan penghancuran lemak (lipolisis ; Cordoso dan Stock, 1998). Kerja senyawa-senyawa ini dalam pertumbuhan/perkembangan protein sepertinya dengan mengurangi laju penguraian protein, dan mendukung komponen komponen sintesa protein pada proses yang normal. Beberapa otot, terutama pada otot yang proporsi tipe II nya tinggi, glikolitik, dan pada serat-serat otot yang cepat mengalami kontraksi (lihat gambar 3), lebih terpengaruh di bandingkan dengan yang lainnya. 

Meskipun mereka mempengaruhi tingkat insulin dalam peredaran darah, hormone pertumbuhan dan hormon thyroid, di luar perkiraan bahwa efek agonis β-adrenergik diperantarai oleh mereka.
Tidak seperti hormone steroid anabolic, agonis β-adrenergik bekerja dengan kefektifan yang sama pada semua jenis kelamin. Agonis β-adrenergik aktif pada pemberian per-oral, dan bias di berikan sebagai tambahan pakan, biasanya dengan kisaran dosis antara 1 sampai dengan 10 ppm. Makanya mereka sangatlah efektif walaupun menggunakan dosis yang sangat rendah. Meskipun probandus tersebut menunjukkan efek dalam hal tingkat pertumbuhannya, hal ini bukanlah efek yang konsisten dan umumnya lebih nyata terjadi pada ruminansia dibandingkan pada non ruminansia. Jumlah karkas yang dihasilkan meningkat 1-2% pada bai dan unggas dan meningkat 5-6% pada kambing atau sapi. Terdapat bukti bahwa agonis β-adrenergik dapat meningkatkan produksi karkas dan menyebabkan penurunan ukuran viscera. Karkas menjadi memiliki konformasi yang lebih baik. Peningkatan pertumbuhan otot disertai dengan reduksi lemak subkutan, intermuskular dan lemak intra muscular. Efek dari pemberian agonis β-adrenergik pada babi di ilustrasikan pada table 2.11. suatu perbandingan dari efek yang ditimbulkan oleh agonis β-adrenergik pada babi dan kambing ditunjukkan pada tael 2.12. table-tabel ini menunjukkan pertambahan yang di hasilkan dari pemberian agonis β-adrenergik. Namun demikian, pertambahan berat badan mengimbangi kualitas daging yang memburuk. Beberapa agonis β-adrenergik mungkin akan membuat daging yang dihasilkan menjadi lebih berwarna hitam dan kelam, dan lebih keras setelah dimasak. Warna yang lebih kelam disebabkan oleh reduksi level glycogen di otot pada saat penyembelihan yang mengakibatkan PH yang tinggi pada otot. Kekerasan daging mungkin disebabkan karena lebih rendahnya aktivitas system enzim proteolitik post mortem. Dengan mengurangi lemak intramuscular, agonis β-adrenergik bisa jadi mengurangi karakteristik kualitas makan lainnya.


artikel terkait :
  1. Androgen dan Pertumbuhan Ruminansia
  2. Mengenal Kortikosteroid
  3. Monitoring Jumlah dan Pola Penggunaan Agen Anti Mikroba Pada Pakan Hewan Untuk Ternak Konsumsi 
  4. Antihistamin
  5. Estrogen Dan Pertumbuhan Hewan Ruminansia