Litter size
Rata-rata litter size pada kucing adalah 4 anak kucing per litter dan bervariasi tergantung pada jenisnya. Banyaknya perkawinan tidak ada hubungannya dengan litter size. Pernah dilaporkan dalam satu indukan melahirkan 18 anak kucing melalui ovariohysterectomi. Pada kebuntingan normal induk kucing diamati cervix uterus tidak jelas selama diestrus dan kebuntingan dan juga tidak ada perubahan pada vulva. Pada akhir kebuntingan anemia normosistik dan normokromik dengan reticulocytosis sering terjadi .
Lama kebuntingan pada kucing domestik, dari hari pertama atau terakhir kali kawin sampai terjadinya partus rata-rata 65.6 hari, dengan range antara 52-74 hari. Lama kebuntingan kurang dari 60 hari menunjukan terjadinya penurunan daya hidup dari keturunannya. Adanya variasi lama kebuntingan dapat disebabkan oleh jenis kucingnya, pada kucing Siam rata-rata 63 hari dan pada kucing Persi adalah 65 hari. Selain itu lama kebuntingan juga dapat disebabkan oleh variasi spesies dan secara umum lama kebuntingan ada hubungannya dengan ukuran badan dari kucing.
Diet selama kebuntingan
Selama kebuntingan, kebutuhan akan protein akan meningkat, terutama untuk asam amino-arginin, lisin, dan triptophan. Induk kucing bunting membutuhkan lebih banyak diet protein dari pada karbohidrat. Minimal diet untuk induk kucing bunting harus mengandung 32% protein dan 18% lemak. Menjelang partus, induk kucing harus mendapatkan protein sebanyak 12-38% dari berat badannya sebelum bunting.
Multipel pejantan dan multipel umur pada litter
Superfekundasi, terjadi pada keturunan yang berasal lebih dari satu pejantan dalam satu indukan dan hal ini sering terjadi pada kucing. Superfetasi, secara bersamaan tampak pada keturunan yang berbeda umur kebuntingannya di dalam uterus dan hal ini jarang terjadi pada kucing domestik. Untuk terjadinya superfetasi, konsepsi harus terjadi setelah folikel tersier diinduksi dengan kopulasi untuk terjadinya ovulasi pada kucing betina bunting. Periode pertumbuhan folikel terjadi pada fase luteal pada kucing dan ovarium dapat merespon gonadotropin pada pertengahan masa kebuntingan, sehingga kucing masih menunjukan gejala estrus atau tingkah laku kawin selama kebuntingan dengan kadar estradiol dan LH yang tidak signifikan dalam darah. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas estrus tidak ada korelasinya dengan endokrinologi atau fisiologi dari kemampuan fertilitas .
*pustaka ada pada penulis
artikel terkait :
- Gejala Klinis dan Langkah Menentukan Diagnosa Gejala Peritonitis
- Diare ; Penyebab dan Mekanismenya
- Radang Mulut (Stomatitis) pada Hewan
- Urolithiasis / Kencing Batu pada Anjing dan Kucing
- Gejala, Patogenesa dan Diagnosa Radang Ginjal (Nephritis) pada Hewan
- Enteritis pada Hewan
- Radang Lambung Pada Anjing dan Kucing (Gastritis pada Hewan Kecil)
- Kucing : Faktor Penyebab Keguguran
- Kucing ; Abnormalitas Kebuntingan
- Kucing ; Kondisi Hormon pada Masa Kebuntingan